Dahulu kala di sebuah negeri antah berantah, tersebutlah sebuah kerajaan yang bernama ‘Kerajaan Percaya Diri’ yang rakyatnya hidup dengan bahagia, aman, tentram dan percaya diri. Raja yang baik hati, bahagia karena kerajaan dan rakyatnya makmur serta kekayaan alam yang melimpah ruah membuat rakyatnya tak akan pernah kelaparan sampai kapan pun.
Tapi raja yang baik hati merasa kebahagiaannya belum sempurna sebelum dia menyaksikan satu-satunya putra mahkota yang akan mewarisi tahta dan memimpin kerajaan untuk menggantikan dirinya kelak, mempersunting seorang wanita untuk di jadikan pendamping hidupnya.
Demi putranya yang bernama Pangeran Nallyversis yang akrab di panggil ‘Prince Narsis’ ini, sang raja mengadakan pesta kerajaan untuk mengundang seluruh putri dari keluarga bangsawan untuk berpesta dansa di istananya.
Para putri bangsawan dari seluruh penjuru negri telah datang, namun selama pesta berlangsung tak ada satu pun dari putri-putri keluarga bangsawan itu yang bisa memikat hati sang pangeran. Usaha sang raja yang baik hati pun menjadi sia-sia.
Beberapa minggu dari saat itu, ‘kerajaaan Percaya Diri’ menerima surat dari sekutunya yaitu ‘kerajaan Semangat Tinggi’ yang meminta bala bantuan untuk membantu kerajaannya dari bencana banjir besar yang melanda negerinya.
Dengan keberanian dan percaya diri, Prince Narsis menawarkan dirinya untuk memimpin pasukan kemanusiaan tersebut. Dan sang raja yang baik hati pun dengan rasa bangga mengijinkan putranya memimpin misi itu.
Di kisahkan tibalah Prince Narsis dan pasukannya di negeri tersebut, dan membantu rakyat ‘kerajaan Semangat Tinggi’ menyelamatkan diri dari bencana banjir yang melanda. Setelah itu para kesatria membuat benteng-benteng dari karung pasir untuk menahan air agar tak masuk ke pedesaan lebih jauh lagi. Tapi tak disangka ketika Prince Narsis sedang memimpin penutupan bendungan bocor terbesar di negri itu, retakan bendungan itu malah semakin menyebar sehingga tak mampu menahan air yang keluar, dan runtuhlah bendungan itu sehingga reruntuhannya menimpa Prince Narsis dan airnya menenggelamkan dia.
Tak disangka-sangka ketika semua desa panik menyelamatkan diri dari banjir air bendungan yang akan menenggelamkan mereka, tiba-tiba di langit terlihat sekumpulan gadis yang terbang menuju desa itu dan menyelamatkan para penduduk dan para ksatria dari bencana banjir yang mengancam nyawa mereka. Prince Narsis tak sadarkan diri, dia di selamatkan oleh salah satu dari mereka.
Selama beberapa hari Prince Narsis tak sadarkan diri, dia di rawat oleh orang yang menyelamatkan dia ketika banjir. Gadis itu dengan sabar dan telaten serta penuh perhatian menjaga Prince Narsis yang terluka.
Sampai pada suatu hari Prince Narsis tersadar dan terbangun dari tidurnya yang cukup panjang. Dengan kebingungan dia bertanya “siapakah engkau wahai wanita yang baik hati?”
Wanita itu berdiri dan sedikit menundukkan kepalanya seraya memberi hormat “saya adalah orang yang telah menyelamatkan anda tuan” jawab gadis itu.
“bolehkah aku mengetahui namamu wahai penyelamatku?” tanya pangeran dengan penasaran.
“nama saya ‘Bidadari ke-dua’ dari kerajaan ‘Otohime’, yang kebetulan pada waktu itu rombongan kami sedang lewat di langit kerajaan Semangat Tinggi” jawabnya seraya menjelaskan.
“oh... namamu Bidadari ke-dua, nama yang bagus. Aku ucapkan terima kasih karena telah menyelamatkan hidupku”. Pangeran tersenyum dan sedikit menunduk tanda terima kasih.
Beberapa minggu tlah berlalu, dalam masa-masa pemulihan desa, pangeran merasakan sesuatu yang aneh, hatinya selalu berdegup kencang jika melihat Bidadari ke-dua. Pangeran bertanya pada dirinya sendiri “apa ini? Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta?” maklumlah selama ini pangeran belum pernah merasakan hal seperti itu sebelummya.
Desa pun telah kembali pulih karena bantuan para ksatria kerajan Percaya Diri dan para bidadari dari kerajaaan Otohime. Saat sang pangeran harus kembali ke kerajaannya, sore itu pangeran dengan kuda putihnya berjalan di barisan paling depan pasukannya untuk pulang, tapi entah kenapa tiba-tiba pangeran berbalik dan menunggang kudanya dengan cepat menuju desa.
Di depan bidadari kedua dia berhenti dan turun dari kuda putihnya yang bernama ‘lucky’ yang berarti keberuntungan, dan berkata “wahai penyelamatku... aku berhutang nyawa padamu, tanpamu aku tak akan bisa menikmati semua keindahan yang tuhan ciptakan untukku, selama ini aku bertanya pada diriku sendiri... mungkinkah kau bagian dari keindahan itu?”
Bidadari ke-dua merasa bingung “saya tidak mengerti dengan apa yang anda maksud tuanku...” kata gadis itu keheranan.
Pangeran melanjutkan kata-katanya “aku telah belajar untuk menyesali dosa dari tindakan durhaka, padamu dan perintahmu aku patuh mohon permintaan maafmu karena telah selancang ini”. Lalu pangeran berlutut di depannya dan berkata “wahai Bidadari ke-dua... sudikah kau menjadi pendamping hidupku dan menjadi bagian dari keindahan yang tuhan ciptakan untukku?”
Bidadari ke-dua baru mengerti dengan apa yang dimaksudkan sang pangeran, dan dia pun merasakan hal yang sama terhadap sang pangeran. Bidadari ke-dua tersenyum dan mengangguk “dengan senang hati saya bersedia menjadi bagian dari keindahan itu”
Singkat kata singkat cerita Prince Narsis dan Bidadari ke-dua menikah dan hidup bahagia di kerajaan Percaya Diri.
Tamat
Mantap min , sering sering bikin dongeng kayak gini min
BalasHapus